Apakah HIV/AIDS Bisa Disembuhkan? - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Numedika.id

Apakah HIV/AIDS Bisa Disembuhkan? - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Article Image Numedika

NUMEDIKA.ID - Pertama kali diidentifikasi pada 1981, HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sel-sel dalam tubuh. Sel yang diserang adalah sel-sel yang membantu tubuh dalam melawan infeksi. Sehingga seseorang yang terjangkit HIV akan rentang terinfeksi sebuah penyakit.

Seseorang yang terinfeksi HIV harus segera mendapat penanganan, jika tidak, maka virus tersebut akan berkembang menjadi kondisi yang disebut dengan AIDS (acquired immunodeficinedy syndrome). Seseorang yang terinfeksi HIV disebut juga dengan ODHA (Orang dengan HIV)

Saat HIV berkembang dalam tubuh, ODHA akan kehilangan kemampuan dalam melawan infeksi. Untuk meningkatkan kewaspadaan akan bahaya HIV/AIDS, setiap 1 Desember diperingati sebagai Hari HIV/AIDS Internasional. Lantas apakah HIV/AIDS dapat disembuhkan? apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana pengobatannya?

Baca Juga: Efek Samping dan Berbagai Jenis Vaksin Covid-19

 

Gejala HIV/AIDS

Gejala awal yang dialami oleh seseorang yang terinfeksi HIV adalah flu ringan. Flu ini akan terjadi pada 2-6 minggu usai HIV menginfeksi tubuh. Flu ringan itu biasanya juga disertai gejala lain dan akan bertahan sekitar 1-2 minggu.

Setelahnya, gejala akan membaik dan menghilang selama bertahun-tahun. Meski tidak lagi mengalami gejala, namun HIV dalam tubuh terus merusak kekebalan tubuh. ODHA akan terus dalam kondisi tersebut hingga dirinya masuk ke stadium lanjut atau menjadi AIDS.

Tidak adanya gejala hingga stadisum AIDS inilah yang menjadi salah satu penyebab ODHA terlambat memeriksakan diri ke dokter. Umumnya, ODHA baru memeriksakan dirinya saat terkena penyakit parah akibat melemahnya daya tahan tubuh. Biasanya, penyakit yang menyerang ODHA adalah pneumonia, diare kronis, hingga toksoplasmosis otak.

Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan diatas, jangan langsung khawatir Anda terinfeksi HIV/AIDS. Karena HIV dapat masuk ke tubuh seseorang ketika orang tersebut melakukan aktifitas yang menjadi faktor risiko penularan dari HIV. Lalu apa saja faktor risiko penularannya?

Baca Juga: Penyakit Stroke: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

 

Penyebab HIV/AIDS

Terdapat berbagai aktifitas yang menjadi penyebab dan faktor risiko penularan HIV yang memburuk dan berkembang menjadi AIDS. Beberapa faktor risiko tersebut adalah:

- Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman

- Menggunakan jarum suntik secara bergantian

- Melakukan kegiatan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup.

Hal yang perlu diwaspadai adalah HIV dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

Jika Anda mengalami gejala HIV yakni flu selama 2-6 minggu setelah Anda melakukan aktifitas yang menjadi faktor risiko tersebut, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Lalu apakah HIV/AIDS dapat disembuhkan?

Baca Juga: 5 Manfaat Penting Minum Susu Kedelai Bagi Kesehatan Tubuh

 

Pengobatan dan Pencegahan HIV/AIDS

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa HIV telah membunuh lebih dari 35 juta penderitanya di seluruh dunia. Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV.

Namun ODHA bisa mendapatkan perawatan untuk mencegah dan mengontrol perkembangan dari HIV. Yakni dengan mendapat pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ODHA dapat mengakses obat ini di rumah sakit dengan gratis hanya dengan resep dokter.

Dengan terapi ARV, perkembangan virus dalam tubuh seseorang dapat dicegah sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. Dengan begitu, ODHA tetap dapat melakukan aktifitas seperti biasanya dengan normal.

Baca Juga: Yuk, Kenali Sumber Makanan Penurun Kolesterol!

Karena hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat sepenuhnya menyebuhkan HIV/AIDS, maka pencegahannya sangat penting untuk dilakukan. Mencegah infeksi HIV dapat dilakukan dengan:

- Menanyakan riwayat seks kepada pasangan

- Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual

- Meminta pasangan untuk menjalani tes infeksi menular termasuk HIV

- Menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual

- Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian atau bersamaan

 

Sumber:

https://www.alodokter.com/hiv-aids

https://www.sehatq.com/artikel/apakah-hiv-bisa-sembuh-ketahui-terapi-obat-untuk-bantu-penderitanya-hidup-normal